Jumat, 13 Juli 2018

Mutu Pelayanan Flebotomi

BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar belakang

Praktek pengeluaran darah (bloodletting) sudah sejak lama dikenal manusia. Dan menjadi bagian dari kegiatan pengobatan pasien. Teknik pengeluaran darah yang pertama dilakukan oleh dokter-dokter Syria dengan menggunakan lintah. Sebelum dikenal Hippocrates dengan sebutan “Bapak Ilmu Kedokteran“ (abad 5 SM ) seni pengambilan darah mengalami banyak perubahan, demikian pula berbagai alat untuk keperluan pengambilan dan penampungan bahan darah. Lanset untuk pengambilan darah digunakan pertama kali sebelum abad ke 5 SM dengan tetap mengacu kepada lintah sebagai bentuk dasar. Dengan lanset ini seorang dokter ( practitioner ) melubangi vena, kadang-kadang sampai beberapa lubang. Menjelang akhir abad ke 19 barulah teknologi mengambil alih dan memproduksi “ lintah artificial “. Kini telah dikenal beragam alat pengambilan darah dan mudah diperoleh di pasaran

Kebanyakan pengambilan specimen darah pasien saat ini masih dilaksanakan oleh teknisi/analis laboratorium baik diruang laboratorium maupun diruang perawatan; padahal jabatan dan kandungan tugas seorang teknisi atau analis laboratorium tidak sejalan dengan tannggung jawab dan kegiatan/aktivitas seorang pengambil specimen darah(dalam hal ini seorang flebotomis). Obyek yang dihadapi oleh teknisi/analis laboratorium adalah peralatan pemeriksaan sedang obyek yang dihadapi oleh flebotomis adal pasien(atau orang sehat) yang dilekati oleh banyak hal: sifat,perilaku,masalah intern/pribadi dan lain-lain. Hal-hal ini sedikit banyaknya bias menjadi penghalang dalam kelancaran proses pengambilan specimen darah dan hal-hal ini pula yang harus bias dihadapi dan diatasi seorang flebotomis.

System pelayanan kesehatan yang berkembang akhir-akhir ini untuk tujuan kesejahteraan pasien mengacu kepada pelayanan kesehatan oleh tim(team oriented). Dengan sendirinya, pelayanan laboratorium akan selalu menjadi bagian integral dari pelayanan kesehatan menyeluruh dan seorang flebotomis menjadi orang yang sangat penting(crucial) karena menempati posisi awal dalam rangkaian. proses pemeriksaan tes laboratorium. Posisi awal ini berada dalam penngawasan program pemantapan mutu(fase pra-analitik) hasil laboratorium sehingga salah benarnya flebotomis melaksanakan tugasnya akan mempengaruhi mutu hasil tes. Hasil pemeriksaan laboratorium yang benar dan akurat merupakan andil/modal dari tim laboratorium (mencakupi juga flebotomis) dalam menunjanng diagnosis dan pemantauan penyakit. Oleh sebab itu, peran dan tanggung jawab seorang flebotomis dalam melaksanakan tugasnya harus senantiasa disadari.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan mutu pelayanan Plebotomi?
2.      Bagaimana pelaksaan mutu Plebotomi?

1.3. Tujuan

A.    Tujuan umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi syarat bagi MAHASISWA ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES BANDUNG dalam penyelesaian tugas mata kuliah Flebotomi
B.     Tujuan Penulisam
1.      Mengetahui tentang Mutu Pelayanan PLebotomi

1.4 Manfaat Penulisan

A.    Teoritis
a.      Untuk menambah wawasan dalam tentang Mutu Pelayan Plebotomi
B.     Praktis
a.       Manfaat bagi Mahasiswa
Manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh mahasiswa dapat berupa adanya rasa keingintahuan Mutu Pelayanan Plebotomi. Dengan memiliki keingintahuan yang tinggi diharapkan mahasiswa dapat mengetahui mengenai Mutu Pelayan Plebotomi.












BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Pengertian

1.     Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau jasa yang didalamnya terkandung pengertian rasa aman atau pemenuhn kebutuhan para pengguna (Din ISO 8402, 1986).
2.      Flebotomist adalah seorang tenaga medic yang telah mendapat latihan untuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh darah vena, arteri atau kapiler. Akhir-akhir ini dikenal lagi suatu teknik microcollection.

BAB III

PEMBAHASAN


3.1 Mutu Layanan Plebotomi

1.Persiapan
Isi Formulir permintaan
a.       Nama pasien lengkap
b.      Jenis kelamin, Usia
c.       Alamat, No telp, No Hp                   
d.      Tanggal / Jam pengambilan  
e.       Jenis tes
f.       Nama pengambil bahan
g.      No MR
h.      Ruang         
Persiapan Punksi
a.       Pilih Tabung vacum yang sesuai
b.      Beri label pada tabung
c.       Persiapkan alat dan bahan sebelum punksi
Prosedur Higiene
a.       Cuci Tangan
b.      Gunakan sarung Tangan
Strategi Komunikasi
a.       Mengucapkan salam
b.      Melakukan pendekatan secara professional
c.       Melakukan wawancara untuk konfirmasi data pasien secara singkat dan lengkap
d.      Memberi penjelasan tentang tujuan dan proses pengambilan bahan pemeriksaan
e.       Memberi penyuluhan kesehatan
f.       Mengucapkan terimakasih.


2. Persiapan Pasien

Pasien dalam keadaan tenang, rilek dan kooperatif dan motivasi : sakit sedikit, proses cepat dan diberi penjelasan perlu atau tidak untuk puasa.
3. Posisi Pasien
Pasien duduk atau berbaring dengan nyamanPada posisi duduk lengan diletakkan di atas meja atau tempat tidur, dapat menggunakan bantal untuk memberikan posisi nyaman.   Pada posisi berbaring lengan diulurkan lurus dari bahu sampai pergelangan tangan.  Idealnya posisi pasien saat pengambilan sampel darah harus dicatat  Perbedaan posisi dapat mempengaruhi hasil.

4. Prosedur Pengambilan

1.     Persiapkan tabung dan peralatan yang sesuai untuk prosedur ini. Sediakan juga tabung tambahan.
2.      Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3.     Posisikan lengan pasien sedikit menekuk dalam posisi kebawah. Jangan sampai darah menyentuh stopper puncturing  jarum. Jangan biarkan lengan pasien hiperekstensi. Minta pasien unuk mengepalkan tangan.
Pasang tourniquet 3-4 inci di atas fossa antecubiti. Palpasi daerah tusukan kea rah vertical dan horizontal untuk mencari pembuluh darah besar dan untuk menentukan kedalaman, arah, serta ukuran. Vena median cubiti merupakan pilihan pertamayang diikuti vena cephalica. Vena basilika harus dihindari jika memungkinkan. Lepaskan tourniquet dan minta pasien membuka kepalan tangannya.
4.  Bersihkan situs tusukan dengan isopropyl alcohol 70% dalam lingkaran konsentris bergerak keluar dan dibiarkan kering.
5.     Rakit peralatan sambil menunggu alkohol mongering. Pasang jarum multisampel pada pemegangnya.
6.  Masukkan tabung  kedalam dudukan tabung sampai tanda menunjukkan tabung berada dalam dudukan.
7.   Ulangi pemasangan tourniquet. Jangan menyentuh situs tusukan dengan jari yang tidak steril. Mintalah pasien untuk mengepalkan tangannya kembali. Pasien harus diinstruksikan untuk tidak mengepal-membuka kepalan berulang-ulang, tetapi terus mengepal,hal ini untuk mencegah hemokonsentrasi.
8.   Lepaskan tutup jarum plastic dan periksa kemungkinan jarum cacat, misalnyujungnya tumpul atau bergerigi
9.    Regangkan kulit dengan ibu jari sampai 2 inci dibawah situs.
10. Pegang jarum yang telah dirakit pda pemegang tabung menggunakan tangan dominan dengan ibu jari dibagian atas dekat pusat dan jari-jari yang lain dibawahnya. Masukkan jarum ke pembuluh darah dengan sudut 15-30 dengan bevel sampai merasa berkurangnya tahanan. Cegah pergerakan lengan yang dapat mengubah posisi jarum ketika memasang tabung. Gunakan ibu jari,dorong tabung ke jarum tabung evakuasi, sambil jari telunjuk dan jari tengah menahan pemegang.
11. Ketika darah telah mengalir kedalam tabung,lepaskan tourniquet dan minta pasien untuk membuka kepalan tangan.
12. Dengan hati-hati, keluarkan tabung ketika darah berhenti mengalir ke dalamnya. Dengan lembut, segera bolak-balikkan tabung yang berisi antikoagulan. Masukkan tabung berikutnya(bila dibutuhkan multisampel) dengan urutan yang benar.
13. Tutupi situs tusukan dengan kasa bersih. Tarik jarum keluar dan tekan atau minta pasien untuk menekan.
14.   Buang jarum/pemegang yang telah ditutup dengan pengaman kedalam container benda tajam. Beri label pada tabung sebelum meninggalkan pasien dan memverifikasi identitasnya, lengkapi dokumen yang dibutuhkan.

PENGIRIMAN SPESIMEN KE LABORATORIUM

Spesimen yang telah dikumpulkan harus segera dikirim ke laboratorium.
  1. Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan bahwa spesimen telah memenuhi persyaratan seperti yang tertera dalam persyaratan masing-masing pemeriksaan.
  2. Apabila spesimen tidak memenuhi syarat agar diambil / dikirim ulang.
  3. Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang lengkap. Pastikan bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan sudah sama.
  4. Secepatnya spesimen dikirim ke laboratorium. Penundaan pengiriman spesimen ke laboratorium dapat dilakukan selambat-lambatnya 2 jam setelah pengambilan spesimen. Penundaan terlalu lama akan menyebabkan perubahan fisik dan kimiawi yang dapat menjadi sumber kesalahan dalam pemeriksaan, seperti :
    • Penurunan kadar natrium ( Na+ ), glukosa darah, angka lekosit, angka trombosit.
    • Perubahan morfologi sel darah pada pemeriksaan mikroskopik
    • PPT / APTT memanjang.
    • Peningkatan kadar kalium ( K+ ), phosphate, LDH, SGPT.
    • Lisisnya sel pada sample LCS, transudat, eksudat.
    • Perkembangbiakan bakteri
    • Penundaan pengiriman sampel urine :
      • Unsur-unsur yang berbentuk dalam urine (sediment), terutama sel-sel eritrosit, lekosit, sel epitel dan silinder mulai rusak dalam waktu 2 jam.
      • Urat dan fosfat yang semula larut akan mengendap, sehingga menyulitkan pemeriksaan mikroskopik atas unsur-unsur lain.
      • Bilirubin dan urobilinogen teroksidasi bila berkepanjangan terkena sinar matahari.
      • Bakteri-bakteri akan berkembang biak yang akan menyebabkan terganggunya pemeriksaan bakteriologis dan pH.
      • Jamur akan berkembang biak
      • Kadar glukosa mungkin menurun dan kalau semula ada, zat-zat keton dapat menghilang.Apabila akan ditunda pengirimannya dalam waktu yang lama spesimen harus disimpan dalam refrigerator/almari es pada suhu 2 – 8 oC paling lama 8 jam.
Pengiriman sample sebaiknya menggunakan wadah khusus, misalnya berupa kotak atau tas khusus yang tebuat dari bahan plastik, gabus (styro-foam) yang dapat ditutup rapat dan mudah dibawa.

PENANGANAN SPESIMEN

  • Identifikasi dan registrasi spesimen
  • Seluruh spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius
  • Patuhi cara pengambilan spesimen dan pengisian tabung yang benar
  • Gunakan sentrifus yang terkalibrasi
  • Segera pisahkan plasma atau serum dari darah dalam tabung lain, tempeli label
  • Segera distribusikan spesimen ke ruang pemeriksaan

PENYIMPANAN SPESIMEN

  • Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen akan dikirim ke laboratorium lain
  • Lama penyimpanan harus memperhatikan, jenis pemeriksaan, wadah dan stabilitasnya
  • Hindari penyimpanan whole blood di refrigerator
  • Sampel yang dicairkan (setelah dibekukan) harus dibolak-balik beberapa kali dan terlarut sempurna. Hindari terjadinya busa.
  • Simpan sampel untuk keperluan pemeriksaan konfirmasi / pengulangan
  • Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suhu kamar, suhu -20ºC, -70ºC atau -120ºC jangan sampai terjadi beku ulang.
  • Untuk jenis pemeriksaan yang menggunakan spesimen plasma atau serum, maka plasma atau serum dipisahkan dulu baru kemudian disimpan.
  • Memberi bahan pengawet pada spesimen
  • Menyimpan formulir permintaan lab di tempat tersendiri
Waktu penyimpanan spesimen dan suhu yang disarankan :

  • Kimia klinik : 1 minggu dalam referigerator
  • Imunologi : 1 minggu dalam referigerator
  • Hematologi : 2 hari pada suhu kamar
  • Koagulasi : 1 hari dalam referigerator
  • Toksikologi : 6 minggu dalam referigerator
  • Blood grouping : 1 minggu dalam referigerator

Daftar pustaka
  1. http://teklabkes.blogspot.co.id/2009/07/pengertian-flebotomi.html
  2. http://dwirusmita.blogspot.co.id/2012/10/flebotomi.html


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar